Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar,
Sutriono Edi, mengungkapkan rasa gembiranya melihat perkembangan harga bahan
pokok selama bulan Ramadhan 2019 yang stabil. Sejak awal Ramadhan ia sudah mengunjungi pasar di
beberapa daerah, terakhir di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (1/6).
Dalam penjelasannya kepada Tribunnews.com, Senin (3/6) Sutriono Edi menyatakan harga bahan pokok
stabil. “Berdasarkan pemantauan yang kami lakukan ke beberapa daerah di
Indonesia, harga bahan pokok selama Ramadhan ini stabil. Kami bersyukur karena
tidak ada lagi lonjakan harga seperti yang pernah terjadi pada saat bulan puasa
dan menjelang Lebaran beberapa tahun lalu,” kata Sutriono Edi. Ia memberi gambaran harga beras medium
Rp8.000-10.000/kg, beras premium Rp12.000/kg, beras medium bulog Rp8.750/kg,
gula pasir Rp13.000-14.000/kg, minyak
goreng curah Rp12.000/liter, daging sapi
Rp125.000-130.000/kg, daging ayam ras Rp30.000-35.000/kg dan telur ayam ras
Rp26.000-28.000/kg. Sutriono menyimpulkan bahwa harga stabil. Harga beras masih
sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi).
Bahkan, harga telur ayam ras mengalami penurunan di Pasar Sentral
sebesar 13,84%.
Stabilitas harga ini terjadi sebagai dampak pasokan bahan
pokok yang mencukupi di pasar, sehingga para spekulan tidak bisa bermain
banyak. Dan jika terjadi kekurangan pasokaan Pemerintah melalui Bulog langsung mendrop
kebutuhan pokok seperti beras, gula dan daging sehingga tidak terjadi lonjakan
harga.
Sebelum ke Mamuju Sutriono juga meninjau kondisi harga di
Papua Barat. Di pasar Wosi, Manokwari, Papua Barat misalnya Sutriono
mendapatkan harga daging ayam potong lokal Rp45 ribu naik menjadi Rp55 ribu per
ekor, sementara ayam beku dari luar
daerah Papua Barat harganya 35 ribu per ekor. “Kita juga tinjau gudang Bulog
dan ada loading beras 2.000 ton dimana suplai tersebut tidak hanya cukup sampai
lebaran, tapi sampai 4 bulan ke depan. Jadi, stok aman dan bisa stabilkan
harga,” katanya.
Menjawab pertanyaan bahwa tetap saja ada kenaikan harga
beberapa bahan pokok, Sutriono Edi menyatakan kenaikan yang terjadi relatif sedikit
sehingga tidak mengakibatkan gejolak dan pada akhirnya angka inflasi pada bulan
Ramadhan relatif normal dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Lebih jauh Sutriono menjelaskan sebagai indikator stabilitas
harga di masyarakat, telah ditetapkan target inflasi tahun 2019 sebesar 3,5%
dengan toleransi +/- 1%. Sebelumnya inflasi Kelompok Bahan Makanan tahunan
(YoY) pada 2014-2018 cenderung turun, bahkan pada 2017 tingkat inflasi Kelompok
Bahan Makanan di bawah inflasi Nasional.
Sutriono Edi menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan akan
terus melakukan kegiatan pemantauan harga tidak hanya pada bulan Ramadhan atau
jelang Idul Fitri, tetapi juga pada hari-hari besar lainnya, seperti menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Melalui pemantauan yang dilakukan secara langsung dimana pejabat dan staf
Kementerian Perdagangan disebarkan ke setiap daerah, maka koordinasi yang dilakukan untuk mengatasi gejolak
harga bahan pokok bisa berjalan lancar. Saya bersyukur masyarakat bisa
memperoleh bahan pokok dengan harga yang layak dan ketersediaan yang
mencukupi,” tambah Sutriono Edi.
(sumber:tribunnews.com)